• Beranda
  • Telegram
  • Tempat Kajian

Majalah Muslim Tashfiyah

Mudah Berfaedah

  • Telaah
    • Tafsir
    • Mutiara Nubuwah
  • Akidah
    • TItian
  • Figur
  • Renungan
    • Ibrah
    • Tazkiyatun Nufus
  • Lembar Pemuda
    • Syabab
    • Akhlak
  • Hukum Islam
    • Fatwa
  • Rumah Tangga
    • Bahtera Rumah Tangga
    • Buah Hati

Yang Boleh Dilakukan Ketika Puasa

8 May 2017 by admin Leave a Comment

  1. Masuk waktu shubuh dalam keadaan junub.

Aisyah dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapati shubuh dalam keadaan junub dari keluarga beliau kemudian beliau mandi dan berpuasa.” [H.R. Al Bukhari dan Muslim].

2. Gosok gigi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Seandainya tidak memberatkan atas umatku, sungguh akan aku perintahkan mereka bersiwak setiap berwudhu.” [H.R. Al Bukhari dan Muslim dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]. Bersiwak adalah membersihkan gigi dengan ranting atau akar pohon siwak. Menurut ulama, siwak boleh digantikan dengan gosok gigi menggunakan pasta. Dalam hadis ini Rasulullah  menyebutkan perintah bersiwak secara umum, tidak dikecualikan kondisi tertentu menunjukkan saat puasa pun disunahkan gosok gigi ketika berwudhu.

3. Berkumur dan isytinsyaq (menghirup air dengan hidung) ketika berwudhu’.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sungguh-sungguhlah dalam isytinsyaq (mengirup air dengan hidung ketika berwudhu) kecuali engkau berpuasa.” [H.R.  Ahmad dari Shahabat Laqith bin Shabrah radhiyallahu ‘anhu dishahihkan Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’]. 

4. Bercumbu dan ciuman

Aisyah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencium istrinya dalam keadaan beliau berpuasa, mencumbu istrinya dalam keadaan beliau berpuasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menguasai diri.” [H.R. Al Bukhari dan Muslim]. Dipahami dari hadis ini bahwa hal ini boleh bagi mereka yang mampu menahan dirinya, seperti kebanyakan orang yang sudah tua. Adapun orang muda maka dimakruhkan. Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash  mengatakan, “Pernah kami bersama Nabi , datanglah seorang pemuda dan mengatakan, “Wahai Rasulullah  , bolehkah aku mencium istriku ketika berpuasa?” Beliau menjawab, “Tidak” Kemudian datanglah seorang yang sudah tua dan bertanya, “Bolehkah aku  mencium istriku ketika berpuasa?” Beliau menjawab, “Boleh.” Abdullah bin Amr bin Al Ash  mengisahkan bahwa demi mendengar jawaban Rasulullah  yang berbeda tersebut, para shahabat pun saling berpandangan. Maka Rasulullah  bersabda (artinya), “Karena orang yang sudah tua mampu menguasai dirinya.” [H.R. Abu Dawud dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud].

5. Berbekam

Awalnya bekam termasuk pembatal puasa kemudian hukumnya dihapus, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukannya dalam keadaan berpuasa. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berbekam dalam keadaan berpuasa.” [H.R. Al Bukhari].

6. Mandi dan menuangkan air dingin ke atas kepala.

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menuangkan air pada kepala beliau ketika sedang berpuasa karena haus atau panas.” [H.R. Ahmad].

7. Menggunakan celak atau tetes mata.

Hal ini tidak membatalkan puasa walaupun terasa di mulut. Ini adalah pendapat Syaikhul Islam dan Ibnul Qayyim. Imam Al Bukhari dalam kitab shahih beliau mengatakan, “Anas bin Malik, Al Hasan, dan Ibrahim An Nakha’i tidak berpendapat bahwa hal ini membatalkan puasa.”

8. Mencicipi masakan

Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Boleh seorang yang puasa merasakan cuka atau semacamnya selama tidak masuk tenggorokan.” [diriwayatkan Imam Al-Bukhari].

9. Pemeriksaan darah dan suntikan selain suntikan pengganti makanan.

10. Obat tetes telinga tidak membatalkan, lain halnya obat tetes yang masuk langsung ke mulut dan hidung. (Fatawa Syaikh Bin Baz).

11. Menelan dahak (Syarhul Umdah, Ibnu Taimiyyah) atau menelan ludah (Pendapat Imam Ahmad dan Fatawa Ibnu Taimiyyah).

12. Obat yang dimasukkan melalui dubur. (Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah).

13. Bagi wanita boleh minum obat pencegah haid. Syaratnya, obat tersebut tidak bermudarat bagi wanita yang mengonsumsinya. (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah).

[Ustadz Farhan]

Filed Under: Hukum Islam Tagged With: fikih, puasa, ramadhan

Baca Juga Artikel Ini

Pembatal Puasa Makan dan minum dengan sengaja Hal ini berdasarkan ayat di atas (Al Baqarah:187). Adapun bagi yang tidak sengaja maka tidak batal. Berdasarkan ...
Fatwa Kaffarah Orang Yang Menggauli Istrinya pada ... Soal: Pada bulan Ramadhan yang diberkahi ini, syahwatku membuatku melampaui batas. Aku pun menggauli istriku setelah salat Subuh. Bagaimanakah hukumny...
Rukun Puasa Rukun puasa ialah amalan yang harus dilakukan dalam berpuasa. Jika tidak dilakukan, maka puasanya tidak sah. Rukun-rukun puasa tersebut adalah: ...
Orang Yang Boleh Tidak Berpuasa Namun Wajib Membay... Ada beberapa golongan yang mendapatkan keringanan untuk tidak melakukan puasa, namun wajib untuk membayar fidyah. Fidyah adalah memberi makan (seporsi...

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

١٠ رمضان ١٤٤٤
1 Apr 2023
Majalah Terbaru

Radio Islam

Recent Posts

  • Hukum Valentine’s Day dalam Fatwa Syaikh Utsaimin
  • Seorang Muslim Layaknya Pohon Kurma
  • Hukum Drama Memerankan Shahabat
  • Hukum Selfie Untuk Keluarga Jauh
  • Hukum Gambar Makhluk Bernyawa
  • Istri Nabi Adalah Ibunda Kaum Mukminin
  • Barang Baru, Kadang Bagus, Kadang Tidak
  • Ibnu Mas’ud Mengingkari Zikir Jama’ah
  • Inilah Bidah Hasanah
  • Saudaraku, Bidah Itu Tercela

Rubrik

  • Akhlak
  • Akidah
  • Bahtera Rumah Tangga
  • Buah Hati
  • Ensiklopedia
  • Fatwa
  • Figur
  • Fiqh
  • Hadits
  • Hukum Islam
  • Ibrah
  • Info Kesehatan
  • Kauniyah
  • Lembar Pemuda
  • Motivasi
  • Mutiara Nubuwah
  • Mutiara Salaf
  • Petuah
  • Renungan
  • Rumah Tangga
  • Sirah
  • Syabab
  • Tafsir
  • Tazkiyatun Nufus
  • Telaah
  • Telisik
  • Teropong
  • TItian
  • Uncategorized

Copyright © 2023 · Majalah Remaja Muslim Tashfiyah on Genesis Framework · WordPress · Log in