Kesabaran dalam mendidik anak mutlak diperlukan, usaha keras dan kesungguhan tidak boleh dikesampingkan. Termasuk perkara yang harus diperhatikan pula dalam mendidik anak shalih adalah melindungi anak dari perkara yang menghambat dan merusak keshalihannya. Masa kanak-kanak yang banyak belajar dari lingkungan, harus kita berikan perhatian. Maksudnya anak harus diberikan lingkungan yang baik, di rumah, di tempat belajar dan di mana pun. Anak tidak boleh terlalu diberikan kebebasan memilih teman. Karena teman dan lingkungan bergaul akan memberikan pengaruh pada karakter anak. Rasulullah ﷺ bersabda,
“Seorang itu sesuai dengan agama temannya, maka lihatlah kepada siapa kalian berteman.” [H.R. At-Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi].
Seandainya orang dewasa saja sering terpengaruh dengan teman bergaulnya, apalagi anak-anak yang belum bisa berpikir panjang dan belum mampu mengenali sesuatu yang bermadharat bagi dirinya. Bahkan, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk mencari lingkungan yang baik, yaitu orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah, serta menjauhi lingkungan yang buruk. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Rabb mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melampaui batas.” [Q.S. Al Kahfi:28].
Jika seorang Rasul yang terbimbing, terjaga, dan terlindungi dengan wahyu masih diperintahkan untuk mencari teman yang baik, apalagi kita yang tidak memiliki jaminan tersebut, apalagi anak-anak yang masih lemah daya nalarnya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun kecuali pernah menggembalakan domba.”
Diterangkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin Rahimahullah dalam Syarah Riyadhus Shalihin, bahwa dengan menggembalakan kambing, akan membentuk sifat lembut, tenang, teliti dan hati-hati. Karena, menggembalakan kambing dibutuhkan kesabaran dalam mengawasi gembalaannya agar tidak kesana-kemari dan menjaganya dari binatang buas. Jadi, seandainya bergaul dengan hewan bisa membentuk kepribadian seseorang, tentu pergaulan dengan manusia lebih besar pengaruhnya. Apalagi manusia bisa mempengaruhi dengan lisan dan sikap baiknya. Dan tentu pengaruh ini semakin besar pada anak-anak yang sedang banyak belajar dari lingkungan.
Televisi adalah teman yang jahat bagi anak, film kartun yang disuguhkan banyak muatan perusak moral, bahkan tidak sedikit yang mengandung kesyirikan. Penuh khayalan yang tidak mendidik sama sekali. Malah cenderung menyebabkan anak malas belajar dan enggan berfikir. Bahkan, yang lebih parah daripada itu, televisi menyajikan acara yang merusak moral dan agamanya. Maraknya sinetron berlatar belakang cinta dan glamor hanya akan membentuk jiwa minder dan materialistis. Sebenarnya, seandainya kita mau melihat dan bersikap jujur, krisis moral masyarakat kita ini, salah satunya disebabkan oleh tontonan yang difungsikan sebagai tuntunan. Tak heran, kita dapatkan mulai dari cukur rambut, model pakaian sampai perilaku mereka adopsi dari televisi, sehingga orang tua harus menjaga anak dari perusak ini.
Pembaca, banyak perkara yang harus dihindarkan dari anak. Yang kita sebutkan di atas adalah yang berada di dekat kita, dan yang sangat berbahaya. Allahu a’lam. [Ustadz Farhan].
Leave a Reply