Ada yang menarik di sepanjang jalan yang biasa aku lalui. Hari itu jalanan dipenuhi dengan para scooter mania. Biasa… lagi touring rame-rame. Entah kemana tujuan mereka, yang jelas banyak mata yang memandang mereka. ada yang tersenyum heran, tertawa, ada pula yang geleng-geleng kepala. Banyaklah komentar yang muncul tentang club satu ini. Pasalnya, penampilan mereka itu loh…ngga nguatin. Sudah motornya dimodif dengan modif yang aneh dan ekstrim, di embel-embelin pula dengan berbagai barang bekas, kaleng bekas lah, botol bekaslah, lap bekas, pokoknya yang bekas-bekas deh. belum lagi penampilan pemiliknya. Wuih super cuek, cuek merawat badan, dan…pakaian. Pokoknya “ be yours self” seperti kata orang. Abis itu bangganya minta ampun, semakin pede dan asik bila ada yang mlototin mereka, serasa lain dari yang lain.
Sobat muda kalian pernah bukan liat yang seperti ini. Aneh apa enggak sih penampilan saudara-saudara kita itu? Trus dari sisi pertimbangan syar’i boleh apa nggak ya?
Kalau kita melihat kepada sifat muda, pemuda identik dengan fase manusia yang belum tau apa-apa, tapi ingin tau apa-apa. Seorang pemuda biasamya lebih berani berbuat dan bertindak revolusioner tak mengenal takut, tak mengenal lelah, tak mengenal malu, dan memiliki keingintahuan yang tinggi. apapun bisa dia lakukan bila didasari dengan kemauan. Tak heran bila banyak perkara yang hanya bisa dilakukan disaat muda namun tidak bisa dilakukan dimasa setelahnya. Ingin menjadi yang lain dari yang lain, tidak mempertimbangkan apa yang akan dicapai dari itu semua. Namun tunggu dulu, semangat pemuda ada kalanya harus diarahkan dan dibimbing agar tidak keblinger memilih yang salah. Sebagian pemuda bersemangat ingin tampil lain dari yang lain, seperti para pemuda tadi, sayangnya justru ada yang tidak patut dilakukan disisi pertimbangan agama dan adat masyarakat. Nah, kali ini kita akan sedikit berbicara seputar berpenampilan, semoga bisa diambil sebagai ibrah insyaallah
Sobat muda, yang harus dipahami adalah bahwa penampilan yang indah tentu disukai. Bahkan, Allahpun disifati dengan keindahan. Hal ini pernah dikatakan oleh Rasulullah :
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah itu indah, menyukai keindahan” [H.R. Muslim, dari sahabat Abdullah bin Mas’ud]
Dari hadits ini, kita tentu paham bahwa keindahan itu dicintai oleh Allah. Allah menyukai bila hamba-Nya berpenampilan rapi, indah, dan bersih sebagaimana kandungan hadits tersebut. Namun sebaliknya, bila kita berpenampilan kotor, dekil, rambut awut-awutan, gak pernah mandi, gak mau bersih-bersihin diri, tentu Allah tidak akan menyukainya. Lebih dari itu, makhluk-makhluk Allah juga tidak menyukai dengan penampilan “kotor” kita itu. Kalian pernah bukan mendengar hadits Rasulullah tentang para malaikat yang merasa terganggu dengan bau yang tidak sedap yang muncul dari manusia.
Sobat, penampilan yang bersih jangan dikata identik dengan para wanita saja. Sebagaimana anggapan sebagian mereka yang anti kebersihan. Sehingga karena anggapan salah ini merekapun berusaha untuk berpenampilan dekil dan masa bodo terhadap penampilan dirinya. Bahkan, justru mereka merasa aneh bila melihat seorang laki-laki berpenampilan bersih. Padahal banyak loh dalil- dalil dari Al Quran atau As Sunnah yang menyuruh kita untuk menjaga kebersihan badan dan penampilan kita. Diantara dalil-dalilnya adalah ayat berikut:
… dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah. [Q.S. Al Muddatstsir: 4-5]
Juga dalam ayat yang lain Allah menyebutkan kepada kita tentang kecintaan-Nya kepada orang yang suka bersuci dan membersihkan diri
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang banyak bertaubat dan membersihkan diri” [Q.S. Al Baqarah : 222]
Dari dua ayat ini kita faham bukan bahwa kita diperintahkan untuk berpenampilan bersih. Ayat –ayat tadi juga selaras dengan anjuran dan perintah Rasulullah kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan diri. Bahkan Rasulullah mengaitkan keimanan seseorang dengan kebersihannya. Coba tengok hadits Rasul berikut ini :
“Kebersihan adalah sebagian dari iman….. “ [H.R. Muslim].
Tuh kan, Rasulullah mengaitkan keimanan dengan kebersihan. Yang artinya, seorang bisa dinilai keimanannya dengan sikap dia dalam menjaga kebersihan dirinya. Tentu saja kebersihan disini bukan melulu bersih jasmani tanpa dilihat dari kebersihan rohaninya. Sebab banyak juga orang yang secara dhahir tampil rapi dan bersih tapi batinnya menyimpan kekafiran, iya kan? Yang jelas orang-orang yang bangga punya rambut rasta, pastinya jarang deh rambutnya terkena air wudlu apalagi mandi keramas. Plus jarang pula bersisir. Padahal seorang muslim dituntut solat untuk wudlu, mandi dan bersih-bersih diri. Rasulullah bersabda yang artinya :
“Wajib bagi setiap muslim sekali dalam seminggu (tujuh hari) dengan mencuci kepala dan seluruh tubuhnya” [H.R. al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ].
Nah, Jadi jangan berbangga dan berdecak kagum deh terhadap orang-orang yang berpenampilan norak dan aneh tapi menyelisihi syariat Allah. Toh Allah lebih menyukai hamba-Nya yang bersih, dan suka membersihkan diri.
Tampil Rapi…kenapa tidak
Tampil rapi, sesuai ajaran Nabi. Demikian hendaknya kita meniatkan dalam diri kita saat berpakaian dan berpenampilan. Sebab niatan yang seperti ini bisa menjadi sumber pahala yan bakal kita tuai. Bukannya Allah l telah memerintahkan kita untuk berhias saat hendak melaksanakan kewajiban salat. Bayangkan sobat muda, setiap hari minimalnya kita melakukan salat 5 kali sehari, kira2 akan nampak kusut dan kotor nggak seorang yang berhias lima kali sehari? Tentu tidak bukan. Dalam Al Quran Allah berfirman dalam surat Al A’raf ayat 31:
“Hai anak Adam, kenakan pakaianmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang belebih-lebihan.”
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk memakai pakaian indah setiap memasuki masjid dan hendak mengerjakan salat didalamnya. Artinya seorang muslim sejati pasti jauh dari penampilan kumuh, jorok dan kotor. Karena Allah telah mensyariatkan buat hamba-Nya untuk senantiasa berpenampilan menarik. Mandi, berwudlu, menggosok gigi, berpakaian rapi, memakai minyak wangi, menyisir rambut, dan lainnya, semuanya telah diajarkan junjungan kita bukan.?. Tentu saja kerapian dan kebersihan tidak mengharuskan kita untuk bermewah-mewahan, namun sederhana asalkan bersih, tanpa meniatkan kesombongan dan bangga diri.
Jadi jangan sampai deh kita merasa risih ketika tampil bersih dan rapi. Tapi hendaknya merasa senang dan cinta dengan penampilan ini. Ini loh penampilan seorang pemuda muslim : bersih, rapi, wangi …..berhias taqwa kepada-Nya. Bisa kan?[Hammam]
Abu yahya says
Bagus skli Masya Allah…
Smg tashfiyah tetap Istiqomah dan kita pula……amiin