Sobat Tashfiyah,
Kamu pasti punya idola, ya kan? Entah itu bunda kamu, ayah kamu, teman kamu, guru, atau idola-idola yang lain. Bagus sih kalau yang dijadikan idola orang yang baik untuk diambil sisi kebaikannya. Lah, kalau yang dijadikan idola malah orang-orang yang nggak genah (boleh kamu baca: nggak normal)?
Adalah biasa seorang insan memiliki idola. Positifnya punya idola, kamu bisa menjadikan dia sebagai batu loncatan buat kemajuan kamu. Kalau misalnya idola kamu orang yang cerdas, biasanya kamu tergugah untuk menjadi orang cerdas juga. Kalau idola kamu orang yang sukses, kamu juga terlecut untuk sukses.
Segi negatifnya, kamu meniru idolamu terus kamu jadikan sebagai tolok ukur benar atau salah. Idola kamu ngomongnya A, ya kamu juga
Ibnu Syuhada says
Afwan ada salah ketik pada kata setelah Rasulullah…
Nah, itu dia. Sang idola sejati adalah Rasulullah Subhanahu wa ta’ala, Rasul yang diutus kepada seluruh jin dan manusia, semua kalangan, tanpa membedakan suku, ras, strata sosial, atau kasta.
Semoga tashfiyah semakin eksis dan Istiqomah..
Amin ya Rabbal ‘alamin…
admin says
Amin. Jazakumullahu khairan atas koreksinya.
Mahlivon says
Maaf di tulisan bagian akhir2 ada salah penulisan “nabi subhanahu wata’ala”yg seharus nya ditulis shalallahu alaihi wasallam…
Mohon di koreksi kembali…
Jazakalla khoiron…