Apa keutamaan birrul walidain?
Sahabat Tashfiyah semoga Allah merahmati kita semua. Birrul walidain memiliki banyak keutamaan dan kebaikan di dunia dan di akhirat.
Di antara keutamaannya, birrul walidain adalah wasiat Allah Rabbul ’alamin.
Allah subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya.” [Q.S. Luqman: 14]
Birrul walidain adalah sifat kaum mukminin, bahkan inilah sifat para Nabi dan Rasul.
Coba perhatikan bagaimana Allah kisahkan Nabi Yahya bin Zakariya, Allah menyanjungnya dengan sifat ini. Allah berfirman yang artinya, “Dan (Yahya) banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.” [Q.S. Maryam: 14]
Demikian pula Isa bin Maryam ‘alaihis salam. Beliau sosok Rasul yang sangat berbakti pada Ibundanya, Maryam. Allah berfirman mengisahkan ucapan Isa, “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku…” [Q.S. Maryam: 31-32]
Tidak kalah hebatnya dari dua keutamaan di atas, Birrul walidain adalah sebab keridhaan Allah subhanahu wata’ala.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رِضَا اللهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ
“Ridha Allah tergantung kepada ridha orang tua.” [H.R. Tirmidzi. Dari Abdullah Ibnu ‘Amr al-’Ash radhiyallahu ‘anhuma Hadits ini shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim].
Betapa bahagianya ketika seorang telah meraih ridha Allah. Sungguh segala kebaikan dunia dan akherat akan dia gapai, dengan keridhaan Allah.
Di antara keutamaan lainnya, birrul walidain adalah amalan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebutkan sebelum jihad fi sabilillah. Ya, lebih utama dari jihad fi sabilillah.
Ibnu Mas’ud z mengatakan -sebagaimana dalam riwayat Shahih Al-Bukhari dan Muslim-, “Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ‘Amalan apakah yang paling utama?’ Beliau mengatakan, ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya kembali, ‘Kemudian apa setelahnya?’ Beliau menjawab, ‘Birrul walidain.’ lalu aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi wahai Rasulullah?’ Beliau mengatakan, ‘Jihad fi sabilillah.’”
Allahu akbar!!
Di antara keutamaannya, birrul walidain adalah pintu yang sangat lebar bagi seseorang untuk masuk ke dalam surga. Dan sungguh kerugian yang besar manakala seorang sempat menjumpai kedua orangtuanya dan berkesempatan berbakti kepada keduanya atau salah seorang dari keduanya namun ia tidak mampu meraih surga.
Sebagaimana Jibril pernah berdoa, “Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satu keduanya di masa tua namun dia tidak bisa masuk dalam surga.” Rasulullah n kemudian mengaminkan doa Jibril.
Birrul walidain sangat banyak keutamaannya, sehingga tidak heran ketika Allah subhanahu wata’ala menyebutkan hak kedua orang tua beriringan dengan hak Allah subhanahu wata’ala. Seperti dalam firman-Nya yang artinya, “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” [Q.S. Al Isra : 23]
Demikian pula dalam firman-Nya yang artinya, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” [Q.S. An Nisa: 36].
Tidak lupa, di antara keutamaan birrul walidain, Allah akan mudahkan urusannya dan dimudahkan mendapatan jalan keluar di saat problematika menimpa.
Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim Rasulullah n pernah mengabarkan sebuah kisah tentang tiga orang Bani Israil yang terperangkap dalam sebuah gua. Salah seorang di antara mereka adalah seorang yang sangat berbakti kepada kedua orang tua. Di saat kesempitan, ia pun berdoa kepada-Nya. Doanya terkabul dengan sebab birrul walidain, Allah bantu mereka di kala sempit. Allah geser batu besar yang menutup mulut gua.
Bukti-bukti nyata dalam kehidupan banyak kita jumpai. Allah muliakan mereka yang berbakti kepada kedua orang tua, sebaliknya Allah timpakan kejelekan bagi mereka yang durhaka kepada keduanya.
Saudara, mampukah kita berbakti kepada kedua orang tua? semoga Allah senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita. Amin.
[Al Ustadz Rijal bin Isnaini, Lc]
[…] ? Sebaliknya, Allah timpakan kejelekan bagi mereka yang durhaka kepada keduanya. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita untuk berbakti kepada orang tua. Amin. [Al Ustadz Rijal bin Isnaini, Lc] Disadur dengan perubahan dari http://tashfiyah.com/keutamaan-bakti-kepada-orang-tua/ […]