Banyak citra dihembuskan untuk menjelekkan Islam. Islam digambarkan sebagai agama yang kumuh, kolot, terbelakang, dan jauh dari kesehatan. Pemeluknya dianggap tidak mementingkan kesehatan dan keindahan. Realitanya, banyak hadits dan atsar-atsar ulama menganjurkan untuk memerhatikan kesehatan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi sallam pun pernah menyabdakan:
تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ الْهَرَمُ
“Berobatlah karena Allah ‘Azza wa jalla tidak menurunkan penyakit kecuali pasti menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit: pikun.” [H.R. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah].
Imam Asy Syafi’i Rahimahullah mengatakan, “Aku tidak mengetahui ilmu yang lebih cerdas setelah ilmu mengenai halal dan haram daripada ilmu kedokteran.” Hal ini karena ilmu dibagi menjadi dua: ilmu mengenai agama dan ilmu mengenai badan. Ilmu yang pertama membahas kesehatan rohani sedang ilmu yang kedua membahas kesehatan jasmani. Demikianlah, agama Islam sangat perhatian terhadap perkara kesehatan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi sallam juga telah memberitakan beberapa jenis pengobatan yang sejatinya merupakan mukjizat bagi beliau. Di mana, dengan penelitian modern tersingkap secara klinis manfaat dan kegunaannya.
- Madu
Siapa yang tak kenal madu. Minuman kental yang manis ini sudah dipercaya sejak lama sebagai obat manjur dan lezat. Di dalam Al-Quran Allah Ta’ala berfirman yang artinya,
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ
“Keluar dari perut lebah minuman yang bermacam macam warnanya di dalamnya ada obat bagi manusia.” [Q.S. An-Nahl:69].
Madu banyak mengandung gula. Karena gula yang dikandung madu adalah gula sederhana, energi madu mudah diserap tubuh. Walau begitu, gula yang dikandung madu memiliki kalori 40% lebih rendah daripada kalori gula biasa (sukrosa). Artinya, meski madu memberikan energi yang besar, madu tidak menambah berat badan. Inilah alasannya madu sangat baik untuk orang yang membutuhkan energi spontan seperti para olahragawan hingga orang yang berniat diet kalori.
Selain gula, madu juga mengandung mineral-mineral penting seperti Magnesium, Kalium, Kalsium, Belerang, Besi, dan Sulfat. Madu juga mengandung vitamin-vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan C. Kandungan ini sangat tergantung pada nektar dan jenis bunga.
Madu memiliki sifat melawan bakteri. Mengoleskan madu pada luka bisa mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pada kasus luka bakar, madu juga bisa digunakan untuk mempercepat penyembuhan karena lebih cepat mengeringkan luka.
- Habbatus Sauda (Nigella sativa)
Di Indonesia, Habbatus Sauda` sering juga disebut dengan jintan hitam. Biji bunga yang berwarna hitam ini memiliki khasiat yang sangat banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya habbatus sauda` adalah obat dari segala penyakit kecuali kematian.” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim].
Habbatus sauda` mengandung banyak gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Sterol dan beta-sitosterol yang merupakan zat anti tumor membuktikan sahnya habbatus sauda` untuk digunakan sebagai obat anti tumor. Juga dilaporkan bahwa minyak habbatus sauda` efektif untuk merawat orang yang kecanduan.
Peneliti di Pusat Kanker Kimmel, Universitas Thomas Jefferson di Philadelpia menemukan bahwa thymoquinone dalam ekstrak minyak jintan hitam mampu memblokir pertumbuhan sel kanker pankreas dan membunuh sel tersebut dengan memprogram semacam ‘bunuh diri’ bagi sel kanker tersebut yang sering disebut proses apoptosis.
Namun, meminum jintan hitam tidak boleh overdosis. Jintan hitam memiliki kandungan melanthin dan nigilline. Melanthin beracun dalam dosis besar dan nigelline memiliki pengaruh membuat lumpuh, maka jintan hitam harus dikonsumsi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Inilah sekilas ulasan dua buah obat mujarab yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini juga menjelaskan kepada kita bahwa Islam bukan agama yang tidak mencintai kesehatan. Islam adalah agama sehat di bawah wahyu ilahi yang menjamin manjur dan mujarabnya obat dan metode yang dipakai. Allahu a’lam bish shawab. (Ustadz Abdurrahman)
Leave a Reply