✅ HADIS SHAHIH
Dari Mu’adz bin Jabal
يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ في لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لجميع خلقه إلا لمشرك أو مُشَاحِن
“Allah melihat kepada para hamba-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali musyrik dan orang yang bermusuhan.”
⏬⏬⏬⏬
[H.R. Ibnu Hibban, Ath Thabarani, dan selainnya]
⏬⏬⏬⏬
✍? Imam Al Albani mengatakan [Silsilah Ash Shahihah 3/135], “Ini adalah hadis shahih. Diriwayatkan dari beberapa sahabat dengan jalan yang berbeda-beda dan saling menguatkan satu sama lain.”
⏬⏬⏬⏬
✍? Catatan:
? Al Auza’i menafsirkan مُشَاحِن musyahin, “pelaku bid’ah yang menyelisihi jamaah umat.”
? Ath Thibi menafsirkannya, “Celaan terhadap kebencian yang terjadi antara kaum muslimin.”
•┈┈•┈┈•⊰✿?✿⊱•┈┈•┈┈•
❌ HADIS MAUDHU (PALSU)
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
▶️ “Jika pada malam pertengahan Sya’ban, maka berdirilah salat pada malam harinya dan puasa pada siangnya. Karena, Allah turun ketika tenggelamnya matahari ke langit dunia. Kemudian Dia berfirman, ‘TIdaklah ada yang memohon ampunan kepada-Ku, kecuali Aku akan mengampuninya. Tidaklah ada yang meminta rezeki, kecuali Aku akan memberinya rezeki. Tidaklah ada yang ditimpa musibah penyakit kecuali akan Aku sembuhkan. Tidaklah ada yang demikian kecuali akan demikian. Hal ini hingga terbitnya matahari.”
⏬⏬⏬⏬
? [H.R. Ibnu Majah]
⏬⏬⏬⏬
? Di dalam sanadnya terdapat ابن أبي سبرة Ibnu Abi Sabrah.
♨️ Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan tentangnya, “Dia memalsukan hadis.”
♨️ Ibnu Hajar mengatakan tentangnya, “Para ulama menuduhnya memalsukan hadis.” [At Taqrib]
•┈┈•┈┈•⊰✿?✿⊱•┈┈•┈┈•
❌ HADIS MAUDHU’ (PALSU)
Dari Ali radhiyallahu ‘anhu
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم ليلة النصف من شعبان قام فصلى أربع عشرة ركعة ثم جلس بعد الفراغ فقرأ بأم القرآن أربع عشرة مرة وقل هو الله أحد أربع عشرة مرة وقل أعوذ برب الفلق أربع عشرة مرة وقل أعوذ برب الناس أربع عشرة مرة وآية الكرسي مرة ولقد جاءكم رسول الآية، فلما فرغ من صلاته سألت عما رأيت من صنيعه فقال: من صنع مثل الذى رأيت كان له كعشرين حجة مبرورة وكصيام عشرين سنة مقبولة، فإن أصبح في ذلك اليوم صائما كان كصيام ستين سنة ماضية وسنة مستقبلة
▶️ “Saya melihat Rasulullah ﷺ pada malam Nishfu Sya’ban. Beliau berdiri shalat 14 rakaat kemudian duduk setelah selesai.
Beliau kemudian membaca Ummul Qur’an (Al Fatihah) 14 kali,
“Qul huwallahu ahad” 14 kali,
“Qul audzu birabbil falaq” 14 kali,
“Qul audzu birabbin nas” 14 kali,
ayat Kursi sekali,
dan “Walaqod jaa`akum rasulun…” hingga akhir ayat.
Saat beliau selesai salat, aku bertanya tentang apa yang kulihat dari perbuatan beliau. Maka beliau pun menjawab, “Siapa yang melakukan apa yang engkau lihat, dia akan mendapatkan pahala:
20 kali haji mabrur dan 20 tahun puasa yang diterima.
Kemudian, jika dia pada pagi harinya puasa, seperti pahala 60 tahun yang lalu dan akan datang.”
⏬⏬⏬⏬
[H.R. Al Baihaqi] disebutkan oleh Ibnul Jauzi di dalam Al Maudhu’at
⏬⏬⏬⏬
? Di dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Muhajir. Imam Ahmad mengatakan, “Dia memalsukan hadis.”
♨️ Al Baihaqi mengatakan, “Tampaknya, hadis ini maudhu’ (palsu). Dan hadis ini munkar.”
♨️ Ibnul Jauzi mengatakan, “Ini palsu juga, sanadnya muzhlim (gelap).”
•┈┈•┈┈•⊰✿?✿⊱•┈┈•┈┈•
❌ HADIS MAUDHU’ (PALSU)
Dari Abu Hurairah
من صلى ليلة النصف من شعبان ثنتى عشرة ركعة يقرأ في كل ركعة قل هو الله أحد ثلاثين مرة، لم يخرج حتى يرى مقعده من الجنة ويشفع في عشرة من أهل بيته كلهم وجبت له النار
▶️ “Siapa yang shalat pada malam Nishfu Sya’ban 12 rakaat, membaca pada setiap rakaat “Qul huwallahu ahad” 30 kali, dia tidak akan keluar hingga melihat tempat duduknya dari surga. Dia juga akan memberikan syafaat bagi 10 anggota keluarganya yang semua wajib masuk neraka.”
⏬⏬⏬⏬
[H.R. Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at]
⏬⏬⏬⏬
♨️ Ibnul Jauzi mengatakan, “Ini maudhu’ juga. Di dalamnya juga ada banyak perawi yang tidak dikenal.” [Al Maudhu’at 2/129]
•┈┈•┈┈•⊰✿?✿⊱•┈┈•┈┈•
✍? Abu Abdillah Muhammad bin Abi Bakr Al Hambali (w. 751 H) dalam Al Manar Al Munif mengatakan, “Mengherankan orang yang telah mencium wanginya sunnah ternyata tertipu dengan igauan seperti ini dan melaksanakan shalat itu.
Shalat ini dipalsukan di dalam Islam setelah abad keempat dan tumbuh di sekitar Baitul Maqdis. Lalu, dipalsukanlah beberapa hadis terkait dengannya.”
? Al Manar Al Munif hlm. 99
والعجب ممن شم رائحة العلم بالسنن أن يغتر بمثل هذا الهذيان ويصليها
وهذه الصلاة وضعت في الإسلام بعد الأربع مئة ونشأت من بيت المقدس فوضع لها عدة أحاديث
Leave a Reply