Bila marah, wajah seorang menegang dan memerah serta memancarkan semburat amarah. Urat-urat mengembang dan menonjol, berpadu dengan tangan yang gemetar dan mengepal. Mata pun melotot seakan lawannya hendak ia masukkan semuanya dalam pandangan matanya. Disertai napas yang terengah-engah. Belum lagi mulutnya yang memuntahkan berbagai ucapan keji dan sumpah serapah. Ada apakah gerangan?
Jujur saja, bila seorang anak kecil melihatnya dalam keadaan seperti ini, pastinya mereka akan ketakutan. Yang ganteng berubah jadi buruk, yang cantik hilanglah kesan cantiknya. Orang yang enggak salah pun bisa jadi kena imbasnya. Di depan orang yang marah, tembok saja bisa jadi sasaran tinjunya. Iya ‘kan sobat?
Masing-masing kita pastinya pernah marah bukan? Jangan tanya rasanya bila sedang marah, sahabat karib pun bisa menjadi musuh nyata, mulut pun rasanya mau memuntahkan seabrek kekesalan di hatinya. Yang biasanya ramah, yang biasanya pendiam, yang biasanya tenang, menjadi berubah menakutkan, mencaci maki, dan memukul ke sana kemari. Ngeri pokoknya.
Pantas saja keadaan seorang berubah buruk saat marah. Karena kalau seorang sedang marah, seluruh kejelekan bisa ia undang masuk kedalam dirinya. Potensi negatifnya yang akan mendominasi. Dan ternyata, ada pihak kedua yang mendorongnya seperti itu. Tahukah sobat siapakah pihak itu? Tidak lain tidak bukan, pihak kedua itu adalah setan. Rasulullah bersabda yang artinya, “Sesungguhnya marah berasal itu dari setan, dan setan itu diciptakan dari api, sedangkan api itu bisa dipadamkan dengan air. Oleh karena itu, apabila seseorang dari kalian marah, maka hendaklah ia berwudhu.” [H.R. Abu Dawud dari Ummu Athiyah]
Sobat muda, sebenarnya marah itu adalah salah satu pintu terbesar untuk masuknya serangan setan kepada manusia. Sebab saat seorang marah, otomatis akal pikiran akan tertutup. Bila sudah demikian, maka saat itulah setan mempermainkan manusia sesuka mereka. Jangan heran ya bila ada seorang yang membanting-banting perabot rumah tangga saat marah, padahal sebelumnya ia sangat sayang dengan perabotnya. Seorang ibu pun tega menghabisi anak bayinya hanya karena kesal/marah. Ya. Saat marah, manusia ibarat boneka mainan bagi setan.
Sobat muda, oleh karena itu, seorang yang mampu menahan marah adalah seorang yang kuat. Ia bisa mencegah godaan setan pada dirinya. Ia justru bisa membuat setan marah dan kecewa bila bisa menahan amarahnya. Makanya seorang yang dapat meredam amarah ialah orang yang benar-benar kuat. Orang yang gagah perkasa belum tentu bisa menahan amarah. Seorang ahli bela diri sangat jarang yang bisa mengontrol diri saat marah. Yang ada adalah bagaimana bisa melampiaskan amarah. Oleh karena itu, Rasulullah memuji seorang yang dapat menahan amarah sebagai seorang yang kuat. Rasulullah bersabda :
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Bukanlah orang yang kuat itu kuat bergulat, (tetapi) sesungguhnya orang yang kuat itu ialah orang yang dapat (mampu) menguasai nafsunya tatkala marah“. [H.R. Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ]
Sebagian orang berkilah, bukannya seorang akan menjadi lega dan tenang saat sudah bisa menyalurkan marahnya? Dan menahan marah justru akan menyebabkan penyakit pada tubuh?
Kita jawab bahwa leganya seseorang dari kondisi jiwanya saat marah, bukanlah disebabkan ia bisa melampiaskan amarahnya. Namun karena luapan emosi yang telah mereda. Bukan karena seorang melampiaskannya. Justru yang banyak kita jumpai adalah penyesalan yang datang dari sebab menyalurkan amarah yang kadung menguasainya. Oleh karenanya, sungguh termasuk sikap yang terpuji bila seseorang bisa menahan diri dari marahnya. Ia bisa memadamkan api kemarahannya. Allah pun memuji seorang yang mampu menahan marah:
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” [Q.S. Ali Imran : 133-134]
Nah ‘kan? seorang yang dapat menahan amarah itulah orang yang terpuji di sisi Allah.
TAKDIR DAN MARAH
Ada saja sebab-sebab manusia marah. Adik yang bandel, nilai yang jeblok, tujuan yang enggak kesampaian, tetangga yang cerewet, pak guru yang egoislah, atau teman yang maunya menang sendiri. Semua berpotensi membuat kita marah. Sobat muda, ada satu cara untuk kita mengontrol dan menghilangkan amarah, yaitu dengan melihat dengan pertimbangan takdir Allah. Loh kok?
Ya. Kita semua harus yakin bahwa semua yang menimpa kita pastinya tidak lepas dari ketentuan Allah. Terkadang kita marah dengan suatu hal, padahal ia sudah ditentukan oleh Allah. Bagaimana pun keinginan kita terhadap suatu hal, kalau Allah tidak menghendaki, tentu tidak akan terjadi. Jadi kenapa harus marah sampai banting-banting buku? Kenapa harus berucap sumpah serapah bila sudah ketetapan Allah? Justru kita harus bersikap tenang dan sabar saat keinginan tak kesampaian, lalu instropeksi diri dan mencari penyelesaian yang baik.
Ya sih, susah memang menjaga amarah, apalagi kalau sifat asal kita adalah pemarah. Tapi yang jelas, kita tidak boleh putus asa untuk berusaha sabar, demi mendapatkan pahala yang melimpah dari-Nya. Ingat, kita tidak ingin menjadi boneka bagi setan musuh kita, dan kita bertekad untuk menjadikan setan kecewa dan sedih karena tidak bisa mempermainkan kita. Nah sobat muda, ayo mulai berbenah!
admin says
bagus