• Beranda
  • Telegram
  • Tempat Kajian

Majalah Muslim Tashfiyah

Mudah Berfaedah

  • Telaah
    • Tafsir
    • Mutiara Nubuwah
  • Akidah
    • TItian
  • Figur
  • Renungan
    • Ibrah
    • Tazkiyatun Nufus
  • Lembar Pemuda
    • Syabab
    • Akhlak
  • Hukum Islam
    • Fatwa
  • Rumah Tangga
    • Bahtera Rumah Tangga
    • Buah Hati

Berbakti Kepada Orang Tua Setelah Tiada

12 May 2017 by admin 3 Comments

Masalah ini sangat penting. Birrul walidain bukan hanya ketika keduanya masih hidup. Bahkan tetap berlanjut setelah keduanya tiada. Ada di antara kita yang mungkin dahulu kurang baik dalam bergaul dengan kedua orang tua, hingga ajal menjemput. Berbagai kesedihan mengganggu pikiran. Kenapa dahulu aku tidak berbakti? Adakah tersisa kesempatan untuk aku berbakti kepada keduanya? Satu pertanyaan penting yang harus terjawab.

Abu Dawud As-Sijistani meriwayatkan sebuah hadits dalam As-Sunan dari sahabat Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Suatu saat ketika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Datanglah seorang lelaki dari Bani Salamah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah masih tersisa bagiku bakti kepada kedua orang tuaku sesudah keduanya wafat?’

Rasulullah bersabda, ‘Ya, doakanlah keduanya, mohonkan ampun untuk keduanya, tunaikan janji-janji keduanya, sambunglah rahim yang tidak mungkin tersambung kecuali dengan keduanya dan muliakanlah teman karib keduanya.’”[H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Hadits ini dinyatakan lemah oleh Syaikh Al-Albani dalam Dha’if Al-Adab Al-Mufrad]

Betapa Indah Islam ini.

Ternyata, masih ada kesempatan bagi seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Membalas sebagian kebaikan mereka meskipun keduanya telah tiada. Ternyata, masih ada kesempatan bagi sang durhaka untuk mencoba memperbaiki diri menggapai kasih sayang Rabbul ‘alamin.

Caranya, segeralah bertobat kepada Allah atas kedurhakaan yang dulu kamu lakukan kepada kedua orang tuamu di masa hidupnya. Kemudian banyaklah mendoakan kedua orang tuamu dan mohonkan ampun untuk keduanya. Sungguh, doa-doa dan istighfar sangat bermanfaat bagi seseorang di alam barzakh, alam kubur.

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan di antara amalan yang tidak terputus setelah kematian adalah anak shalih yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.

Berbaktilah kepada kedua orang tuamu yang telah meninggal dengan menunaikan janji-janji keduanya, menunaikan wasiat dan hutang-hutangnya. Ya.. barangkali ada hutang-hutang kedua orang tua yang belum terselesaikan, ada janji-janji dan wasiat yang harus ditunaikan, sungguh ketika sang anak berupaya menyelesaikannya hal itu sangat bermanfaat bagi keduanya.

Berbakti pula dengan engkau menyambung kerabat kedua orang tuamu, saudara-saudara kedua orang tuamu, yakni paman dan bibimu serta kerabat lain, sambunglah hubungan dengan mereka, berbuat baiklah dengan kerabat kedua orang tuamu. Termasuk yang dapat engkau lakukan, muliakanlah kawan karib kedua orang tuamu. Ini juga bentuk birrul walidain setelah keduanya meninggal.

Ada satu kisah yang patut kita renungkan. Suatu hari yang cukup panas, Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab c menunggang seekor keledai di jalan-jalan Kota Makkah dengan serban di kepala.

Di tengah jalan, Ibnu Umar berpapasan dengan seorang Arab desa, sepertinya beliau mengenalnya. Beliau pun bertanya, “Bukankah engkau Fulan bin Fulan?”

“Iya.” jawab Badui tersebut.

Begitu mendengar jawaban, Ibnu Umar segera melepas serbannya, ia hadiahkan serban beserta keledai yang dikendarainya.

Kejadian yang cukup mengherankan. Hingga sahabat-sahabat Ibnu Umar berkata, “Semoga Allah mengampunimu wahai Ibnu Umar, kenapa engkau berikan segala hajatmu kepadanya?”

Ibnu Umar berkata, “Sungguh dia adalah teman ayahku.”

Demikianlah sahabat dalam mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan dari Baginda Rasul n, demikian pula contoh generasi terbaik dalam berbakti kepada kedua orang tua.

[Al Ustadz Rijal bin Isnaini, Lc]

Filed Under: Telaah Tagged With: bakti orang tua, birrul walidain, edisi 37

Baca Juga Artikel Ini

Mengurai Makna Berbakti Kepada Orang Tua Birrul walidain termasuk kata-kata populer. Sebuah kata yang tidak asing dalam kamus seorang muslim. Tapi belum tentu yang populer itu dipahami semua ...
Menjauhkan Buah Hati dari Maksiat Pembaca Tashfiyah, telah kita ketahui bahwa syariat Islam berlaku bagi setiap mukallaf, mereka yang terbebani syariat. Ada beberapa golongan orang yan...
Keutamaan Bakti Kepada Orang Tua Apa keutamaan birrul walidain? Sahabat Tashfiyah semoga Allah merahmati kita semua. Birrul walidain memiliki banyak keutamaan dan kebaikan di dunia...

Comments

  1. rioharis says

    23 May 2017 at 06:35

    Bismillah,
    Afwan Ustadz saya mau bertanya, mengenai hadits yang dikutip dalam artikel tersebut (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Hadits ini dinyatakan lemah oleh Syaikh Al-Albani dalam Dha’if Al-Adab Al-Mufrad), berarti derajat hadits dhoif Ustadz? Apakah hadits dhoif seperti ini boleh dipergunakan?
    ﺟَﺰَﺍﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ

    Reply
    • admin says

      1 June 2017 at 16:17

      Ya, hadis ini memang hadis dhaif menurut Imam Al Albani. Namun makna dari hadis ini adalah benar.

      Hal ini dikuatkan dengan beberapa atsar dari salafus shalih (shahabat, tabi’in, dan tabiut tabiin), baik dalam ucapan atau perbuatan mereka. Seperti halnya atsar dari Ibnu Umar yang telah disebutkan di dalam artikel di atas.

      Sehingga, meski hadis ini lemah secara lafazh-nya, tidak shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, namun benar dari sisi maknanya.

      Barakallahu fikum, wallahul muwaffiq lima yuhibbu wa yardha..

      Reply
  2. suparmin abusalman says

    28 May 2017 at 22:39

    mulia dengan manhaj salafus shaleh

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

٢٨ شعبان ١٤٤٤
20 Mar 2023
Majalah Terbaru

Radio Islam

Recent Posts

  • Hukum Valentine’s Day dalam Fatwa Syaikh Utsaimin
  • Seorang Muslim Layaknya Pohon Kurma
  • Hukum Drama Memerankan Shahabat
  • Hukum Selfie Untuk Keluarga Jauh
  • Hukum Gambar Makhluk Bernyawa
  • Istri Nabi Adalah Ibunda Kaum Mukminin
  • Barang Baru, Kadang Bagus, Kadang Tidak
  • Ibnu Mas’ud Mengingkari Zikir Jama’ah
  • Inilah Bidah Hasanah
  • Saudaraku, Bidah Itu Tercela

Rubrik

  • Akhlak
  • Akidah
  • Bahtera Rumah Tangga
  • Buah Hati
  • Ensiklopedia
  • Fatwa
  • Figur
  • Fiqh
  • Hadits
  • Hukum Islam
  • Ibrah
  • Info Kesehatan
  • Kauniyah
  • Lembar Pemuda
  • Motivasi
  • Mutiara Nubuwah
  • Mutiara Salaf
  • Petuah
  • Renungan
  • Rumah Tangga
  • Sirah
  • Syabab
  • Tafsir
  • Tazkiyatun Nufus
  • Telaah
  • Telisik
  • Teropong
  • TItian
  • Uncategorized

Copyright © 2023 · Majalah Remaja Muslim Tashfiyah on Genesis Framework · WordPress · Log in