Pembaca Tashfiyah waffaqakumullah, semoga Allah memberi taufik. Sedikit telah kita pelajari tentang siapa itu Isa putra Maryam pada rubrik telaah yang pertama. Maka pada rubrik telaah yang kedua ini kami hendak menjelaskan lebih jauh tentang siapakah Nabi Isa bin Maryam tersebut, seperti apakah penggambarannya di dalam Al Qur’an? Tentu kita semua yakin akan kebenaran kandungan Al Qur’an. Berikut beberapa poin yang menggambarkan tentang Nabi Isa bin Maryam.
- Nabi Isa bin Maryam adalah hamba Allah
Telah disinggung sedikit tentang hal ini pada rubrik yang lalu. Masih banyak lagi dalil Al Qur’an yang menegaskan hal ini. Di antaranya firman Allah yang artinya, “Dia (Nabi Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda (kekuasaan Kami) untuk Bani Israil.” [Q.S. Az-Zukhruf:
“Keduanya (yaitu Nabi Isa dan ibunya) biasa makan makanan.” [Q.S. Al Maidah:75]
Di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Nabi Isa dan ibunya hanyalah manusia biasa yang butuh kepada apa yang dibutuhkan oleh manusia seperti makan, minum dan sebagainya.
2 .Dia adalah seorang Nabi dan Rasul
Hal ini beliau sampaikan kepada manusia disaat beliau masih bayi dalam gendongan ibunya .
“Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan menjadikanku seorang Nabi.” [Q.S. Maryam:30]
Sebagaimana para Nabi dan Rasul yang lain, beliau bertugas mengajak manusia menauhidkan Allah dan meluruskan penyimpangan orang-orang Yahudi dalam agama mereka dan menjelaskan apa yang mereka perselisihkan. Allah berfirman yang artinya, “Tidaklah Al-Masih putra Maryam itu melainkan seorang Rasul, telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul.” [Q.S. Al Maidah: 75]
“Dan tatkala Isa datang membawa bukti (kebenaran risalahnya), dia berkata, ‘Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kalian perselisihkan tentangnya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan taatilah aku.” [Q.S. Az-Zukhruf:63]
3 .Teladan dalam ketaatan dan berbakti kepada ibunya
Sebagaimana halnya para nabi ,beliau memiliki sifat-sifat yang sangat mulia yang dengannya beliau menjadi teladan dalam keimanan ,ibadah, dan keikhlasan. Allah berfirman:
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku menegakkan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” [Q.S. Maryam:31-32]
4 .Risalahnya khusus untuk Bani Israil
Al Qur’an menjelaskan bahwa beliau diutus kepada Bani Israil saja. Risalah beliau tidaklah mencakup seluruh manusia. Allah berfirman:
ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata, ‘Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian.” [Q.S. Ash Shaf:6]
Juga dalam ayat lain Allah menyebutkan yang artinya, “Dan Rasul (Allah) kepada Bani Israil.” [Q.S. Ali Imran:48]
5 .Membenarkan risalah sebelumnya
Ada beberapa ayat menyebutkan hal ini, di antaranya adalah firman Allah:
“Membenarkan kitab yang (turun) sebelumku, yakni Taurat.” [Q.S. Ash Shaf:6]
Dalam ayat lain, “Membenarkan kitab yang (turun) sebelumnya, yakni Taurat.” [Q.S. Al-Maidah:46]
6 .Menyampaikan berita gembira akan datangnya rasul yang bernama Ahmad
Allah berfirman:
“Dan (aku) memberi kabar gembira dengan datangnya seorang rasul sesudahku, yang bernama Ahmad (yakni Muhammad).” [Q.S. Ash Shaf:6]
7 .Nabi Isa adalah kalimat-Nya dan ruh dari-Nya
Allah berfirman:
”Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah rasul utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya.” [Q.S. An Nisa’:171]
Yang dimaksud dengan kalimat-Nya di dalam ayat ini adalah ucapan Allah “kun” (jadilah) kepada Maryam dengan tanpa perantara adanya seorang laki-laki yang menjadi bapak bagi Nabi Isa. Ini sebagaimana ditunjukkan oleh ayat yang lain, “Maryam berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana mungkin aku akan memiliki anak, sedangkan aku belum pernah disentuh oleh seorang lelaki.’ Berkata (malaikat Jibril), ‘Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, ‘Jadilah’, lalu jadilah dia.’” [Q.S. Ali Imran:47]
Adapun maksud ‘ruh dari-Nya’ di dalam ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Isa adalah makhluk Allah sebagaimana ruh-ruh lain yang Allah ciptakan. Penisbatan ruh kepada Allah ini tidak khusus hanya kepada Nabi Isa saja. Dan penisbatan ini menunjukkan pemuliaan. Untuk lebih jelasnya silakan pembaca Tashfiyah membaca rubrik Mutiara Nubuwwah dalam edisi ini.
- Mukjizat Nabi Isa
Setiap Nabi yang menyeru kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah pasti Allah berikan padanya mukjizat yang dengannya tampak kebenaran risalahnya. Demikian pula apa yang terjadi pada Nabi Isa. Demikian banyak mukjizat yang ada pada beliau, di antaranya:
“Dan sebagai rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka), ‘Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa ayat (mukjizat) dari Rabb kalian, yaitu aku membuat untuk kalian dari tanah berbentuk burung kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah, dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang yang mati dengan izin Allah, dan aku kabarkan kepada kalian apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian.’” [Q.S. Ali Imran: 49]
Juga di antara mukjizat beliau adalah diturunkannya hidangan makanan dari langit oleh Allah. Juga beliau bisa berbicara semenjak masih bayi.
- Akhir hayat Nabi Isa
Telah sepakat seluruh ulama bahwasanya Nabi Isa diangkat oleh Allah dengan jasad dan ruhnya. Dan bahwasanya beliau belum mati, tidak dibunuh ataupun disalib. Beliau akan turun diakhir zaman nanti guna membunuh Dajjal, menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah. Permasalahan ini akan kita pelajari insya Allah pada rubrik telaah bagian ketiga dengan tema, “Apakah Nabi Isa Telah Wafat?”.
- Membongkar kedustaan penyaliban Nabi Isa
Al Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa Nabi Isa diangkat oleh Allah. Beliau tidak disalib dan belum mati. Sedangkan di kalangan ahli kitab sendiri, kisah penyaliban Nabi Isa dipertentangkan. Allah berfirman yang artinya, “Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah.’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keragu-raguan. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” [Q.S. An-Nisa’: 157].
Wallahu a’lam. [Al Ustadz Syafi’i]
Abu Umar says
Assalamu’alaykum.
Ustadz siapakah sebenarnya yang diserupakan wajahnya dengan Nabi Isa? apakah benar salah satu murid Beliau yang berkhianat?
admin says
Wa’alaikumus salam.
Kisah yang menyebutkan bahwa orang yang diserupakan wajahnya dengan Nabi Isa ‘alaihis salam adalah salah satu hawari yang berkhianat, merupakan kisah Israiliyat, wallahu a’lam. Kisah tersebut diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih. Beliau masyhur banyak mengambil dari kisah Israiliyat. Sehingga, kisah ini lemah, Allahu a’lam.
Adapun Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan dalam Tafsirnya, bahwa yang diserupakan dengan Nabi Isa ‘alaihis salam adalah salah satu hawari beliau yang merelakan dirinya.
Alkisah, saat Nabi Isa ‘alaihis salam dikepung oleh tentara Yunani dan Yahudi, Nabi Isa ‘alaihis salam mengatakan, “Siapa yang rela untuk diserupakan denganku, dan dia akan menjadi temanku di surga?” Semua yang ada di sana tahu bahwa yang diserupakan, pasti akan dibunuh.
Salah seorang pemuda menyanggupinya. Namun, Nabi Isa ‘alaihis salam menganggap pemuda itu terlalu muda. Nabi Isa ‘alaihis salam pun kembali menawarkannya.
Ternyata, tidak ada yang menyanggupinya kecuali pemuda tadi. “Kalau begitu, engkau.” Kata Nabi Isa menyetujui permintaan pemuda itu.
Pemuda itu pun diserupakan. Lalu, terbukalah atap rumah. Nabi Isa ‘alaihis salam kemudian mengantuk dan tertidur. Dalam keadaan demikian, beliau pun diangkat ke langit.
Adapun pemuda itu, dia pun keluar bersama para hawari yang bersama Nabi Isa. Dikira Nabi Isa, dia pun disalib dan kepalanya diberi duri.
Yahudi menyangka mereka telah menyalib Nabi Isa dan berbangga karenanya, padahal bukan. Sebagian kelompok Nasrani juga menyangka hal yang sama, bahwa yang disalib adalah Nabi Isa. Kecuali, mereka yang ada di dalam rumah tersebut bersama Nabi Isa saat diangkat ke langit.
Demikianlah sekelumit kisah Nabi Isa ‘alaihis salam yang disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah di dalam Tafsirnya. Ada beberapa riwayat kisah lainnya yang dituturkan oleh para ulama. Allahu a’lam bish shawab.
NADYA LUNA says
Assalamualaikum
Ustad makasih atas pengetahuan yang ustad berikan
admin says
Wa’alaikumus salam. Ya, sama-sama
Endah says
Itu adalah kebenaran.mustahil manusia menciptakan alam semesta